Kosmologi Sunda




Sebagai manusia kita tidak lepas dari apa yang telah diciptakan oleh Tuhan, termasuk manusia itu sendiri. Manusia pun adalah ciptaan / desain dari tangan Tuhan. Untuk itu manusia melakukan bentuk rasa syukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Kosmologi secara umum adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama.
Pada acara kosmologi Sunda di Universitas Pasundan tanggal 26-27 Maret kemarin dinyatakan bahwa kesenian ini harus segera diperkenalkan ke dunia luar guna menunjukkan bahwa budaya Indonesia, khususnya Sunda, tidak kalah dari budaya-budaya lain yang mengajarkan soal spiritualisme yang murni.

Kosmologi Sunda berisi ajaran-ajaran agar manusia selalu hidup serasi dan harmonis antara manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhan. Ini sudah ada sejak abad 15 dan baru dimunculkan kembali di abad 20. Dari dulu, Sunda telah mengajarkan bahwa ada Sang Hyang Tunggal. Itulah sang pencipta yang harus disembah. Saat Islam masuk, Kosmologi Sunda itu berbaur dengan agama. Mereka tidak saling berbenturan, melainkan saling berdiri sejajar. Kalau mistis, manusia menyembah apa yang ada di dunia, yang sifatnya horizontal dan berkedudukan sama dengan manusia.

Namun, sebelum ini bisa diperkenalkan ke dunia luar, masyarakat Indonesia sendiri harus mau mengenal budayanya dan bangga akan budaya Indonesia.


Dra Anne Nurfarina, MSn, Ketua Pelaksana Event Budaya Kosmologi Sunda yang diadakan pada di Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, mengatakan, banyak orang Sunda tidak lagi cinta budaya Sunda karena rasa tidak percaya diri menjadi orang Sunda.

Masuknya budaya Barat menyebabkan orang-orang tidak lagi mendalami budaya Indonesia, khususnya budaya Sunda. "Orang Sunda tidak lagi mengerti budayanya sendiri. Maka, mereka menjadi tidak percaya diri karena takut salah. Budaya pun makin memudar," katanya.

Pak Yeye Sukmaya memberikan solusi untuk mengatasi ancaman pudarnya rasa bangga berbudaya Indonesia itu, yakni wawuh, wanoh, cinta, dan jati diri. Artinya, orang-orang harus kenal dulu budaya itu, lalu mencoba untuk memengerti, kemudian memeliharanya, mencintainya, sehingga timbullah jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.

Cinta budaya dan rasa nasionalisme harus diajarkan kepada anak-anak sejak kecil sehingga saat dewasa nanti mereka mengenal kebudayaannya dan berusaha untuk melestarikannya.

Terakhir, pemerintah juga harus mau terjun langsung dalam meningkatkan rasa cinta terhadap budaya Sunda pada masyarakat di Jawa Barat, tambahnya.

Pakar sejarah dan budaya Sunda, Prof Jacob Soemarjo, hadir memberi materi soal Kosmologi Sunda.

Dikatakannya, Kosmologi Sunda harus diterapkan di kehidupan sekarang. Zaman ini, semua orang merasa dirinya paling benar dan semua ingin menang. Padahal, budaya Sunda yang lahir beratus-ratus tahun lalu mengajarkan manusia untuk selalu menerima perubahan sesama.

Seni badawang merupakan suatu kesenian yang berhubungan dengan kepercayaan Agama asli Indonesia yang didalamnya terdapat lambing seni , bentuk seni , isi seni,pengalaman seni mereka yang pada dasarnya terkandung makna bersifat mistis itu dapat dilihat dari bentuk dan gambaran dari badawang yang merupakan gambaran tradisis totemistik masyarakat agama asli Indonesia walaupun dalam perkembangannya mengalami perubahan dalam bentuk yang lebih lucu / kocak. Di tatar Sunda keberadaan Badawang / memeniran karena dilihat dari bentuk yang besar dan tinggi dilambangkan dengan manusia yang tubuhnya besar dan tinggi ( identik dengan orang Barat yang dalam hal ini orang Belanda ) diambil dari kata meneer ( tuan dalam bahasa Belanda) .

File Under:

1 comments:

On April 3, 2009 at 7:01 PM , Rahadian P. Paramita said...

gut werk...